LOGO

LOGO

Pages - Menu

Minggu, 28 September 2014

Kenapa Namanya CANDI PRAMBANAN ?



ANDA TAHU, ADA SUMUR SEDALAM 5,75M  

DI BAWAH CANDI PRAMBANAN ?

           

Candi RORO JONGGRANG atau yang sering di sebut juga dengan nama candi prambanan adalah kompleks candi hindu terbesar yang ada di Indonesia yang mulai di bangun pada abad ke-9 masehi. Candi prambanan adalah salah satu candi hindu terbesar di asia tenggara selain candi Angkor wat. Dan candi ini di bangun untuk di persembahkan kepada trimurti, adalah tiga dewa utama yang ada di agama hindu yaitu dewa brahma yang tugasnya sebagai dewa pencipta, dewa wisnu tugasnya sebagai dewa pemelihara, dan yang terakhir adalah dewa siwa yang tugasnya sebagai dewa pemusnah, berdasarkan prasasti siwagrha yang ada, nama asli kompleks candi hindu ini adalah siwagrha, jika dalam bahasa sanskerta yang bermakna Rumah Siwa. Dan memang di garbagriha atau ruang utama, candi ini terdapat arca siwa mahadewa yang tingginya mencapai 3m. yang berarti di dalam candi ini dewa siwa lah yang paling di utamakan dari dewa-dewa lain nya.
           Kompleks candi hindu ini terletak di kecamatan prambana, sleman dan kecamatan prambanan, klaten, kurang lebih 17km timur laut Yogyakarta. Nama prambanan ini sebenar nya berasal dari nama desa setempat, yang diduga merupakan perubahan nama dialek dari bahasa jawa dan dari istilah teoligi hindu para brahman yang bermakna “brahman agung” adalah brahman atau realitas abadi tertinggu dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep tuhan di dalam agama hindu. Dan ada banyak pendapat yang menganggap para brahman yang mungkin merujuk kepada masa jaya nya candi ini yang pada dahulu kala di penuhi oleh para brahmana. Dan panggapan-anggapan lain juga mengajukan  bahwa nama prambanan itu berasal dari akar kata mban yang dalam bahasa jawa di maksud dengan menanggung atau memikul tugas, merujuk kpd para dewa-dewa hindu yang mengembangkan tugas dan juga menjalankan keselarasan jagat.


            Prambanan ialah cahindu terbesar dan termegah yang pernah di bangun di jawa kuno, pembangunan kerajaan candi hindu ini di mulai oleh rakai pakitan dan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga candi siwa yang terletak tidak jauh dari candi prambanan. dan beberapa sejaeawan berpendapat bahwa pembangunan candi hindu ini di untuk menandai kembali berkuasanya keluarga sanjaya atas jawa, hal ini juga terkait dari teori wangsa kembar yang berbeda keyakinan dan saling bersaing. Yaitu wangsa sanjaya yang menganut hindu dan wangsa sailendra yang menganut Buddha. Dan pastinya juga dengan di bangunnya sandi ini yang menandai bahwa hinduisme aliran siwa kembali mendapat dukungan dari keluarga kerajaan, setelah sebelumnya bangsa sailendra yang cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana. Hal ini juga menandai bahwasanya bahwa kerajaan medang beralih focus dukungan keagamaan, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap dewa siwa.

Bangunan ini di perkirakan pertama kali mulai di bangun pada tahun 850 masehi oleh rakai pakitan secara berkelanjutan, dan kemudian di perluas dan juga di sempurnakan oleh raja kolaka dan raja balitung maha sambu. Dan berdasarkan prasasti siwagraha berangka tahun 856 masehi, dan bangunan suci ini di bangun karna alas an untuk memuliakan dewa siwa.

Kompleks Candi Prambanan Terdiri Dari :


  • 3 candi Trimurti: Candi siwa, candi wisnu, dan candi brahma.
  • 3 candi wahana: candi nandi, candi garuda, dan candi angsa.
  • 2 candi apit: yang terletak di antara barisan-barisan candi Trimurti dan candi Wahana di sisi  utara dan sisi selatan.
  • 4 candi kelir: yang terletak di 4 penjuru mata angina dan tepat di balik pintu masuk halaman dalam zona inti
  • 4 candi patok: dan terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti.
  • 224 candi pewarna: yang tersusun dalam 4 barisan konsentris dengan jumblah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44, 52, 60, dan 68, dan bila di hitung kembali, maka jumlah candi yang terdapat adalah 240 candi di kompleks candi prambanan.
            Asli nya banyak terdapat 240 candi besar dan kecil yang ada di kompleks candi prambanan. dan yang sangat di sayangkan kini hanya ada 18 candi; yaitu 8 cani utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Dan banyak candi perwara yang belum di pugar, dan dari 224 candi perwara hanya ada 2 yang sudah di pugar, yang di sayangkan hanyalah ada tumpukan-tumpukan batu yang berserakan di sekitar candi prambanan. kompleks candi prambanan juga terdiri atas tiga zona. Yang pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri dari raatusan candi, yang ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona yang sangat di sucikan di tempat candi utama dan kedelapan kuil kecil.


            Seperti Borobudur, candi prambanan juga memiliki tingkatan-tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling di sucikan. Meskipun berbeda nama, tiap-tiap konsep hindu ini memiliki sandingan-sandingan dalam konsep Buddha dan yang pada hakikat nya hamper sama, maupun secara lahan denah secara horizontal maupoun vertical yang terbagi atas tiga zona. 

Bhurloka (dalam buddhisme: kamadhatu), yang artinya adalah ranah terendah makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis juga. Di ranah ini manusia masih ada keterkaitan dengan hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan ranah bhurloka. 
Bhuwarloka (dalam buddhisme: Rupadhatu), Adalah alah tengah, tempat orang suci, resi, pertapa, dan juga dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah bhuwarloka.

Swarloka (dalam buddisme: Arupadhatu), yang artinya adalah ranah tertinggi yang sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka. Halaman dalam dan atap candi yang melambangkan ranah swarloka. Dan atap-atap di kompleks candi prambanan di hiasi juga dengan kemuncak mastaka berupa ratna (sanskerta: permata) bentuk ratna prambanan merupakan modifikasi dari bentuk wajra yung juga melambangkan intan yang di sebut juga denganhalilintar. Dalam arsitektur hindu jawa kuno, ratna adalah sandingan hidup untuk stupa Buddha, yang juga berfungsi sebagai pemuncak atau mastaka candi. 

Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca siwa di bawah ruang tamu utama candi siwa dan terdapat sumur yang didasarnya terdapat tripih (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu tripih ini juga di temukan diatas timbunan arang kayu, tanah, dan juga tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan Parwata (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca, potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 diantaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), Padma, altar, dan telur).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.