Siapa yang tidak mengetahui salah satu peninggalan sejarah yang sampai
saat ini tidak asing di dengar nya. Ya, tentu kalian pasti tau dengan candi
Borobudur, peninggalan yang satu ini adalah salah satu peninggalan agama buddha
pada pemerintahan Wangsa Syailendra,
yang sudah ada kira kira 800 masehi, Waktu pembangunannya diperkirakan
berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki
tertutup
Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti
kerajaan
abad ke-8 dan ke-9. Candi Borobudur pertama kali diketahui dari naskah
Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365, disebutkan tentang
biara di Budur. Candi Borobudur ini adalah salah satu candi atau kuil
terbesar yang ada di dunia. Candi Borobudur terletak di sebelah barat daya
semarang. kalo kalian ada di jogja kira kira 1 jam perjalanan yang harus kalian
tempuh. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat
suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk
menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. monumen ini terdiri atas eman teras
berbentuk bujur sangkar yang di atas nya ada 3 pelataran melingkar, dan dinding
nya di hiasi dengan 2.672 panel relief dan juga terdapat 504 arca Buddha dan
monument ini adalah salah satu monument yang memiliki koleksi relief terlengkap
dan terbanyak di dunia. Dan ada satu
stupa terbesar dari stupa stupa yang ada di candi Borobudur, terletak di tengah
tengah da nada di lantai paling atas. Dan kalau menurut sejarah, candi
Borobudur ini mulai di tinggalkan oleh kerajaan hindu dan Buddha pada abad
ke-14. Di karnakan melemah nya agama hindu dan Buddha dan di akibatkan juga
karna masuk dan menguat nya agama islam di pulau jawa pada saat itu.
Monumen ini di temukan pada tahun 1814 oleh gubernur jendral inggris atas jawa yang bernama Sir Thomas Stamford Raffles. Sejak saat itu pemerintah Indonesia yang bekerja sama dengan UNESCO mulai melakukan serangkaian penyelamatan dan pemugaran. Dan pemugaran terbesar di lakukan pada tahun 1975-1982. Sejak itu dan sampai sekarang Borobudur masuk dalam daftar situs warisan dunia. Dan sampai saat ini masih belum ada bukti tertulis siapakah yang membangun dan apa kegunaan nya candi ini, dan sampai saat ini Borobudur masih di pakai untuk acara keagamaan umat Buddha. Banyak teori-teori yang ada dan berusaha menjelaskan nama candi ini. Dan Salah satunya ada yang menyatakan bahwa nama candi Borobudur ini kemungkinan besar berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu yang artinya "gunung" (bhudara) di mana lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu juga terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya yang menyatakan. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Sedangkan Penjelasan lain adalah bahwa nama candi ini berasal dari dua kata "bara" dan juga "beduhur". Kata bara ini konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula yang penjelasannya lain di mana bara yang berasal dari bahasa Sanskerta dan yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya adalah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya adalah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Selain Borobudur, terdapat juga beberapa candi Buddha dan Hindu di kawasan ini.
Pada masa penemuan dan pemugaran di awal abad ke-20 ditemukan candi Buddha lainnya yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon yang terbujur membentang dalam satu garis lurus. Dan pada Awalnya diduga hanya suatu kebetulan, akan tetapi berdasarkan dongeng yang beredar penduduk setempat, dulu terdapat jalan berlapis batu yang dipagari pagar langkan di kedua sisinya yang menghubungkan ketiga candi ini. Tidak ada ditemukannya bukti fisik adanya jalan raya yang beralaskan batu dan berpagar dan mungkin juga ini hanyalah dongeng yang beredar di masyarakat belaka, akan tetapi juga, banyak pakar-pakar menduga memang ada kesatuan perlambang dari ketiga candi-candi yang ada ini. Ketiga candi ini (Borobudur-Pawon-Mendut) memiliki kemiripan langgam arsitektur dan ragam hiasnya dan memang banyak yang berpendapat candi-candi yang ada sampai sekarang ini adalah candi yang berasal dari periode yang sama. Dan yang memperkuat dugaan adanya keterkaitan ritual antar ketiga candi-candi yang ada ini. Keterkaitan suci pastilah ada, tetapi bagaimanakah proses ritual keagamaan ziarah dilakukan, belum diketahui secara pasti.
Selain candi Mendut dan Pawon, di sekitar
candi Borobudur juga sudah ditemukan beberapa peninggalan-peninggalan purbakala
lainnya, diantaranya berbagai temuan tembikar seperti periuk dan kendi yang
menunjukkan bahwa di sekitar Borobudur dulu terdapat beberapa wilayah hunian.
Dan Temuan-temuan purbakala di sekitar Borobudur kini disimpan rapih di Museum
Karmawibhangga Borobudur, yang terletak di sebelah utara candi bersebelahan
dengan Museum Samudra Raksa. Tidak seberapa jauh di sebelah utara Candi Pawon
ditemukan juga reruntuhan-reruntuhan bekas candi Hindu yang disebut Candi
Banon. Pada candi ini ditemukan beberapa juga arca-arca dewa-dewa utama Hindu
dalam keadaan cukup baik yaitu Shiwa, Wishnu, Brahma, serta Ganesha. Akan
tetapi batu asli Candi Banon amat sedikit ditemukan sehingga tidak mungkin
dilakukan rekonstruksi. Pada saat penemuannya arca-arca Banon diangkut ke
Batavia (kini Jakarta) dan kini disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.